Kepohbaru, 15th Januari 2025
By: Erna S
I used to lose
Of course,
It was never my very first
But the amusing thing is,
still
I couldn't handle even a little.
Was I doing my best?
Or maybe
Am I doing less?
Kepohbaru, 15th Januari 2025
By: Erna S
I used to lose
Of course,
It was never my very first
But the amusing thing is,
still
I couldn't handle even a little.
Was I doing my best?
Or maybe
Am I doing less?
Bojonegoro, 4th July 2023
By: Erna St
Kotak itu sudah benar benar ku simpan rapi.
Ku letakkan di tempat paling jauh dari pandangan.
Tapi, ia tiba tiba terbuka begitu saja.
Menjadi sebab segala isinya berhamburan tak karuan.
Tumpah ruah berserakan.
Aku, kuwalahan menata ulang.
Dengan tatapan kosong, ingatanku dipaksa me-reka ulang.
"Ah, lagipula semua sudah berlalu, aku hanya perlu menempatkannya kembali, tentu saja sesuai asal dan masanya" kataku menyadarkan diri sendiri.
Bojonegoro, 25th April 2022
By: Erna St
Dulu, pernah sesekali ku rapalkan.
Sebab titah musim,
Deretan kata kata itu,
Perlahan pudar.
Lusuh, buram.
Hampir tak terbaca.
Acapkali terkoyak,
Menjadikannya tak lagi bermakna.
Pada lembaran lain,
Yang terus merajuk,
Meminta ditempa.
Huruf huruf baru,
Kata kata asing,
Tinta yang tak begitu kentara.
Bekerja sama menjadi kisah apik lain.
Dari bertabur jingga,
Melebur biru.
Menjadi abu abu,
Hingga terbentuk jingga baru.
Sembari menambah aksara.
Tanyaku menggema,
Siapa kiranya tokoh anyar dalam cerita?
Bojonegoro, 23rd November 2021
By: Erna St
Tatapanku
kosong, penuh angan.
Mataku
terpaku, pada cahaya setengah suram.
Aku,
terdiam.
Menilik
segala risau yang tetiba menjadi tak karuan..
Aku,
paham.
Tumpuanku mulai memudar.
Jinggaku
perlahan pekat, seiring langkahmu yang tak lagi dekat.
Punggungmu
perlahan samar.
Aku
semakin nanar.
Haruskah
aku juga menghilang?
Bojonegoro, 1st October
2021
By: Erna
St
Aku tersipu, tersapu dalam aduan rindu.
Aku berjalan, tanpa berpikir panjang
Aku tersandung, dalam senandung penuh riuh.
Aku tenggelam, jatuh tanpa pegangan.
Aku tersadar, sabarku tak menuai sandar.
Bojonegoro 23rd September 2020
By: Erna St
Ada yang menelisik, memasuki relung.
Aku, bingung.
Segala asa serasa padam.
Segenap rasa berubah hambar.
Segala harap berganti cemas.
Rasa takut kembali berulah.
Aku, linglung.
Selang beberapa saat,
Ada yang datang, tak telihat.
Menghantarkan seberkas suara yang entah siapa
empunya.
"...keyakinan harus tetap tumbuh,
tinggi-menjulang".
Aku mengangguk, mengisyaratkan paham.
Bojonegoro, 6th July 2020
By: Erna St
Dry branches
are forced to break.
Hesitating
between staying and settling with all the pain
or choose to
fall to the land.
Even though the
wind keeps blowing,
The sky changes its
color,
The rain falls
and stops,
He remained at his
stance.
From a distance,
he looked like staring at the clouds.
With a little
faith,
He asked the
Creator to get a longer time.
Once again, he
tried to strengthen himself.
He thought he
would be strong again.
But the truth
is, the possibility of being real never happened.
The whole day
goes by,
Even the weeks
go by,
He's just more
fragile.
Slowly he
realized
His presence is
over.
Worse, he could
no longer sustain himself.
In the end, a
small things but big decisions is made.
He chose to
break apart and threw himself to the land.
It didn't take
long,
He even united
with the land he never thought would be his last home.