Bojonegoro, 25th April 2022
By: Erna St
Dulu, pernah sesekali ku rapalkan.
Sebab titah musim,
Deretan kata kata itu,
Perlahan pudar.
Lusuh, buram.
Hampir tak terbaca.
Acapkali terkoyak,
Menjadikannya tak lagi bermakna.
Pada lembaran lain,
Yang terus merajuk,
Meminta ditempa.
Huruf huruf baru,
Kata kata asing,
Tinta yang tak begitu kentara.
Bekerja sama menjadi kisah apik lain.
Dari bertabur jingga,
Melebur biru.
Menjadi abu abu,
Hingga terbentuk jingga baru.
Sembari menambah aksara.
Tanyaku menggema,
Siapa kiranya tokoh anyar dalam cerita?
Cant wait for the newest words
BalasHapus